1. Melaksanakan semua kegiatan ibadah haji sesai dengan tuntutan Manasik
Apabila ibadah haji dilaksanakn sesuai dengan tuntutan Manasik, telah memenuhi Rukun syarat, wajib serta sunnat-sunnatnya, tidak melanggar larangan-larangannya serta dalam pelaksanaannya dibarengi dengan akhlak mulia, Insya Allah ibadah hajinya mabrur. Orang yang melaksanakan haji demikian itu diampuni segala dosa-dosanya sehingga ia pada saat itu berada dalam keadaan suci bersih dari dosa seperti pada hari dilahirkan oleh ibunya.
Keadaan seperti itu harus dipertahankan, tidak boleh dilepas kembali, jauhkanlah hama-hama yang dapat merusak ibadah dengan membersihkan sifat-sifat yang tercela seperti ria, ujub, takabur, sum’ah dsb. Hendaklah disadari bahwa syetan selalu berupaya menjerumuskan dan mencelakakan ummat manusia. Karena itu kita harus mawas diri dari godaan-godaan dan bisikan syetan tersebut, agar ibadah hajit itu benar-benar lebih baik dan lebih sempurna, baik yang berkenaan dengan habli minallah maupun dengan habluminanas.
2. Memelihara diri dari godaan syetan
Berkenaan dengan upaya memelihara kemabruran ibadah haji dari hama-hama yang merusak dan menghancurkannya, seyogyanya kita waspada akan peringatan Allah dan Rasulnya, seperti:
a. Firman Allah dan Al-Qur’an S. 36 ayat 60.
اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يَا بَنِى ادَمَ اَنْ لاَ تَعْبُدُوْا الشَّيْطَانَ اِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّمُبِيْنٌ.
Artinya: ‘Bukankah Aku telah menjanjikan kepadamu wahai anak cucu Adam bahwa kamu tidak boleh tunduk kepada Syetan, karena sesungguhnya Syetan itu bagim adalah musuh yang nyata.
b. Sabda Rasul:
“Enam perkara yang dapat menghancurkan amal, yaitu sibuk dengan aib orang lain, keras hati (tidak mendengar nasihat orang lain), terlalu cinta dunia, sedikit memiliki rasa malu, terlalu tinggi angan-angan dan aniaya yang tidak henti-hentinya (H.R. Daelani).
c. Sabda Rasul
“Apakah kamu tahu apa yang disebut bangkrut ? (Tanya Rasulullah), mereka (para Sahabat) menjawab: “Yang disebut bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya duit dan tidak punya kesenagan. Sabda Rasul selanjutnya: “Sesungguhnya yang disebut bangkrut dari ummatku ialah akan datang nanti pada hari kiamat orang-orang dengan pahal sholat, pahala syaum dan pahala zakat, tetapi ia datang pula dengan dosa-dosa mencaci maki, menuduh tanpa bukti, memukul, makan harta yang tidak halal dan bahkan sampai menumpahkan darah, maka pahala kebaikan tadi (pada Sholat, Syaum, dan Zakat) akan diberikan kepada orang yang disakitinya. Dan apabila kebaikannyah habis sebelum selesai utang-utang budinya (karena terlalu banyak yang disakiti) maka akan diambilkan dari keburukannnya lalu akan dilemparkan kepadanya sehingga orang yang dating dengan pahala Sholat, Syaum, dan Zakat itu akhirnya terlempar ke Neraka”.
3. Tuntutan Akhlak Setelah Haji
Dari penjelasan ayat Al-Qur’an dan Hadits yang diterangkan di atas tadi, mengingatkan kepada kita semua agar hidup ini :
1. Harus selalu waspada dari godaan syetan, karena Syetan itu selalu membujuk dan mejerumuskan kita. Mereka tidak akan senang melihat ummat manusia dalam keadaan baik, tenang dan tentram.
2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
3. Selalu memperhatikan kaum lemah apabila ditakdirkan menjadi orang kuat, hormat kepada yang kuat apabila menjadi orang yang lemah, saying kepada yang rendah dan hormat kepada yang tinggi.
4. Meningkatkan kedermawanan, pemurah, pemaaf dengan kearifan dan bihaksana. Menghindari perasaan benar sendiri, mudah menganggap orang lain salah, pada saat beda pendapat dengan orang lain tunjukkan sikap hormat dan menghargai pendirian orang lain.
5. Tumbuhkan segala sifat baik dan terpji, hindari segala sifat yang tercela.
Demikian tuntunan akhlak mulia yang harus selalu mendapat perhatian kaum muslimin, tertama yang telah melaksanakan Ibadah Haji. Essensi ibadah bukan untuk Allah, karena Allah tidak membutuhkan, yang membutuhkan adalah kita, maka dengan ibadah itu kita berharaf agar kehidupan ummat manusia menjadi baik, tertib, damai, aman dan sejahtera, penuh dengan kasih saying, terhindar dari kebencian dan permusushan.
Selasa, 28 Agustus 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar